
KLIKKAYU.COM – Dalam jagat perkayuan untuk proyek outdoor, memilih jenis kayu yang tepat seringkali bagaikan memilih pacar: harus kuat, tahan lama, tetapi juga punya pesona tersendiri. Kali ini kami akan mengajak Anda mengenali enam jenis kayu lokal yang paling direkomendasikan tukang—mulai dari si jago tahan air hingga si ekonomis yang ramah kantong. Bersiaplah untuk menyelami dunia serat, warna, dan aroma kayu yang bisa membuat teras, gazebo, atau decking Anda tampil menawan dan awet puluhan tahun.
1. Kayu Ulin: Si Jago Tahan Air
Kayu Ulin, yang sering disebut “besi alam”, memiliki reputasi luar biasa dalam ketahanan terhadap air, rayap, dan jamur. Menurut pengamat konstruksi lokal, Pak Darto Wijaya, “Ulin tak kenal kompromi; meski basah kuyup digenangi hujan tropis, Ulin tetap menegak gagah.” Seratnya padat dan berat, membuat Ulin jadi pilihan utama untuk dermaga, gazebo pinggir pantai, atau decking kolam renang.
Kami pernah mengamati satu proyek jembatan kayu di Kalimantan Selatan yang menggunakan Ulin sebagai tiang utama. Meskipun sudah berpuluh tahun berdiri, permukaannya masih rapi dan kuat. Di tangan tukang berpengalaman, Ulin bisa diukir menjadi detail artistik tanpa kehilangan ketahanan alaminya.
2. Kayu Bangkirai: Raja Teras Outdoor
Bangkirai sering mendapat julukan “raja teras” karena warnanya yang hangat keemasan dan kekuatannya yang setara dengan Ulin. Serat kayunya yang kasar justru menjadi nilai tambah—memberi tekstur antislip jika digunakan sebagai lantai luar ruangan.
Menurut Sandy, seorang tukang teras profesional di Bandung, “Bangkirai gampang dibentuk dan dipasang. Warnanya memudar seiring waktu, tapi kalau dirawat pakai minyak khusus, ia bisa bertahan puluhan tahun.”
Di banyak cafe outdoor dan taman hotel, decking Bangkirai jadi primadona. Biayanya memang agak mahal, namun jika dibandingkan dengan umur pakainya, bangunan outdoor Anda bisa jadi jaminan tak lekang waktu.
3. Kayu Merbau: Si Gelap Berkarisma
Dengan warna cokelat kemerahan yang mendalam, Merbau menampilkan kesan mewah sekaligus hangat. Ia tahan radiasi UV dan kelembapan, sehingga cocok untuk furnitur outdoor maupun decking. “Kayu Merbau itu punya karakter gelap yang memikat. Setiap seratnya seolah bercerita tentang hutan hujan tropis,” ujar Desi, arsitek lanskap muda di Yogyakarta.
Namun, perhatikan proses finishing: kalau dibiarkan polos, permukaannya bisa menjadi agak kasar. Penggunaan cat atau pelitur kayu transparan sangat dianjurkan untuk melindungi warna alami dan meminimalkan retak halus akibat perubahan cuaca.
4. Kayu Keruing: Sahabat Tukang Hemat
Jika Ulin dan Bangkirai terasa pas di kantong, Keruing muncul sebagai opsi lebih ramah di dompet tanpa mengorbankan ketahanan. Seratnya lebih longgar, tetapi tetap keras dan awet. Biasanya tukang memadu-padankan Keruing dengan pelapis pelindung anti-air untuk penggunaan outdoor jangka panjang.
Adi, tukang kayu berpengalaman di Bali, menuturkan, “Harga Keruing kompetitif, stoknya juga relatif melimpah. Project gazebo sederhana sampai pagar taman, banyak klien yang merengek minta Keruing karena harganya bersahabat.”
5. Kayu Kamper: Aromanya Menggoda
Berbeda dari kayu keras lainnya, Kamper punya daya tarik unik: aroma khas yang harum seperti minyak kayu putih. Saat diletakkan di teras atau balkon, seolah-olah Anda membawa hutan ke rumah—udara segar langsung menyapa.
Secara kekuatan, Kamper lebih lunak dibanding Ulin dan Merbau, sehingga lebih mudah dipahat atau dipahat halus untuk dekorasi artistik. Meski demikian, untuk permukaan lantai yang sering diinjak, perlu lapisan pelindung tambahan agar tak cepat tergores.
Banyak pengrajin mebel di Jepara yang memanfaatkan karakter Kamper untuk pintu ukir, panel dinding, atau atap gazebo kecil. “Kamper memberi sentuhan aroma natural yang sulit ditandingi. Pengunjung sering bertanya, ‘Ini harum apa ya?’” kenang Rini, pengusaha mebel di Jepara.
6. Kayu Meranti: Pilihan Ekonomis dan Serbaguna
Meranti, terutama Meranti merah dan Meranti putih, sering dipakai sebagai bahan konstruksi ringan dan furnitur outdoor murah meriah. Meskipun tak sekuat Ulin atau Bangkirai, Meranti cukup tahan cuaca jika diberi pelindung yang tepat.
Menurut data asosiasi kayu lokal, konsumsi Meranti meningkat 20% dalam lima tahun terakhir karena harganya stabil dan pasokan mudah diperoleh. Untuk proyek pagar, kursi taman, atau rak tanaman, Meranti bisa jadi jawaban bagi Anda yang ingin estetika kayu tanpa bikin kantong bolong.
Hal yang perlu diingat, Meranti rentan terhadap serangan jamur jika kelembapan tinggi. Rutin lakukan perawatan—seperti pengaplikasian wood preservative—agar umur pakai Meranti lebih panjang.
Setelah menjelajahi enam jenis kayu lokal terbaik untuk keperluan outdoor, kami menemukan satu kesimpulan utama: tidak ada “kayunya tukang” yang sempurna untuk segala kondisi. Ulin cocok bagi Anda yang mengutamakan ketahanan mutlak; Bangkirai menawarkan estetika dan antislip yang solid; Merbau memancarkan aura mewah; Keruing menyeimbangkan harga dan performa; Kamper memanjakan indra penciuman; dan Meranti hadir sebagai jawaban ekonomis.
Ke depan, dengan meningkatnya kesadaran akan sumber daya hutan yang lestari, penggunaan kayu lokal berkualitas diprediksi akan terus naik. Bagi tukang, desainer, maupun pemilik rumah, kunci sukses proyek outdoor adalah memahami karakteristik masing-masing kayu, lalu menyesuaikannya dengan kondisi iklim, fungsi, dan anggaran. Selamat memilih kayu terbaik—agar setiap jengkal ruangan luar terasa hangat, awet, dan memikat!