
KLIKKAYU.COM – Kayu bengkirai untuk konstruksi outdoor sudah lama dikenal sebagai salah satu pilihan unggulan dalam dunia arsitektur dan pembangunan luar ruang. Bukan tanpa alasan—daya tahan alami, kekuatan struktural, serta ketahanannya terhadap cuaca ekstrem membuat kayu asal Kalimantan ini menjadi favorit para profesional konstruksi.
Ketika kita bicara soal decking taman, jembatan pejalan kaki, pagar rumah, hingga struktur galangan kapal, kayu bengkirai sering kali muncul sebagai bahan baku utama. Keunggulan ini membuatnya bersaing ketat dengan kayu ulin dan merbau yang lebih mahal.
Dalam beberapa proyek di Indonesia dan Asia Tenggara, bengkirai tak hanya dipilih karena fungsinya, tapi juga karena tampilannya yang natural dan elegan. Warnanya yang kuning kecokelatan dengan urat kayu yang jelas memberikan estetika tropis yang cocok dengan lanskap alam.
Namun, apa yang membuat bengkirai begitu tangguh dalam menghadapi panas, hujan, bahkan kelembapan tinggi? Dan bagaimana perbandingannya dengan material lain di kategori serupa?
Penggunaan material yang tahan lama untuk keperluan luar ruang menjadi semakin penting di tengah tren pembangunan berkelanjutan. Banyak pengguna mulai beralih dari bahan sintetis atau logam ke alternatif alami yang lebih ramah lingkungan. Di sinilah kayu bengkirai menempati posisi strategis.
Kayu bengkirai tergolong dalam kelas kuat I dan II serta kelas awet I hingga III, tergantung pada usia dan lokasi tumbuhnya. Menurut SNI 03-3527-1994, bengkirai termasuk jenis kayu keras dengan berat jenis tinggi dan kekuatan tekan yang mampu menopang beban berat dalam jangka waktu panjang.
Dalam lanskap arsitektur Indonesia, kayu bengkirai banyak dipakai di daerah pesisir, pegunungan, dan bahkan proyek–proyek skala industri. Beberapa galangan kapal kayu tradisional di Sulawesi dan Kalimantan masih mengandalkan bengkirai sebagai kerangka utama kapal karena sifatnya yang tak mudah lapuk meski terpapar air asin.
Keunggulan utama kayu bengkirai terletak pada kemampuannya bertahan dalam kondisi ekstrem. Sifat tahan rayap, tidak mudah melengkung, serta tidak cepat retak membuatnya cocok untuk:
- Decking outdoor: Tekstur kasar kayu bengkirai secara alami menciptakan permukaan anti-slip, sangat ideal untuk area kolam renang atau teras taman.
- Pagar dan pelapis dinding luar: Ketahanan terhadap hujan dan sinar UV membuatnya awet hingga bertahun-tahun meski minim perawatan.
- Jembatan kayu dan jalur pedestrian: Dengan kekuatan struktural tinggi, bengkirai bisa menahan tekanan dari lalu lalang manusia atau bahkan kendaraan ringan.
- Galangan kapal tradisional: Beberapa perajin kapal kayu memilih bengkirai karena tidak cepat lapuk dan mampu menahan paparan garam laut lebih lama dibanding kayu biasa.
Selain itu, karakteristik bengkirai yang keras namun masih bisa dikerjakan dengan alat tukang biasa menjadikannya fleksibel untuk proyek besar maupun rumahan. Meski pengerjaannya memerlukan ketelitian karena tingkat kegetasan tinggi, hasil akhir yang diperoleh sangat memuaskan.
Popularitas bengkirai membawa dampak positif sekaligus tantangan. Di satu sisi, permintaan tinggi meningkatkan nilai ekonomi sektor kehutanan dan membuka lapangan kerja lokal, terutama di Kalimantan. Di sisi lain, pengambilan kayu tanpa pengelolaan hutan lestari dapat menimbulkan degradasi lingkungan.
Bagi pemilik rumah dan kontraktor, menggunakan bengkirai berarti mengurangi kebutuhan akan perbaikan atau penggantian material dalam waktu singkat. Artinya, ada penghematan jangka panjang yang signifikan.
Namun, mereka juga harus mempertimbangkan asal-usul kayu dan memastikan membeli dari pemasok bersertifikat seperti SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu), guna menjaga keberlanjutan hutan tropis Indonesia.
Pemerintah dan pelaku industri kayu terus mendorong penggunaan kayu legal dan berkelanjutan. Untuk konsumen, penting memastikan bahwa kayu bengkirai yang dibeli memiliki sertifikasi resmi, seperti dari Klikkayu.com, yang menawarkan produk legal, teruji, dan siap pakai untuk kebutuhan proyek luar ruang.
Untuk meningkatkan daya tahan, pengguna juga disarankan mengaplikasikan pelapis anti jamur dan anti UV secara berkala. Beberapa pelapis berbahan dasar minyak atau water-based coating terbukti mampu memperpanjang usia kayu bengkirai hingga 10–15 tahun, bahkan dalam kondisi cuaca ekstrem.
Kayu bengkirai telah membuktikan dirinya sebagai material tangguh dan estetis untuk berbagai keperluan konstruksi outdoor. Dari decking hingga jembatan, dari pagar hingga kapal, kekuatannya seakan tak pernah mengecewakan.
Namun di balik ketangguhan tersebut, kita sebagai pengguna juga memegang peran penting dalam menjaga keberlanjutan kayu Indonesia. Mari kita pilih kayu bengkirai yang legal, berkualitas, dan diproses secara bertanggung jawab—karena pilihan kuat tak harus merusak alam.***