
KLIKKAYU.COM – Dalam dunia konstruksi dan desain interior, pemilihan material kayu yang tepat sangatlah krusial. Kayu ulin dan bengkirai, keduanya berasal dari Kalimantan, sering menjadi pilihan utama. Lantas, di antara keduanya, mana yang lebih unggul dan cocok untuk kebutuhan Anda?
Kayu adalah material serbaguna yang digunakan secara luas. Mulai dari konstruksi bangunan hingga pembuatan furnitur, kayu selalu menjadi pilihan populer karena keindahan dan kekuatannya.
Mengenal Lebih Dekat Kayu Ulin
Kayu ulin, dikenal juga sebagai ironwood, banyak ditemukan di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Pohon ulin dapat hidup hingga 100 tahun, dengan tinggi mencapai 35-40 meter dan diameter batang 60-120 cm.
Kayu ini memiliki tekstur agak kasar dan serat yang padat. Berat jenis rata-ratanya adalah 0,1, memberikan indikasi kekuatannya yang luar biasa.
Karakteristik Unggul Kayu Ulin
Dari segi warna, kayu ulin umumnya berwarna coklat tua kekuningan, namun ada juga yang berwarna hitam keunguan menyerupai kayu sonokeling. Kualitas kayu ulin unggul dalam kekerasan, ketahanan, dan keawetan, menjadikannya kelas I.
Kayu ini sangat cocok untuk decking kayu, lantai outdoor, area pinggir kolam renang, rooftop, dan balkon. Kayu ulin memiliki daya tahan terhadap perubahan suhu dan cuaca ekstrem.
Ulin juga tahan terhadap serangan rayap, kutu kayu, hama, dan jamur. Kayu ini tidak mudah rusak atau lapuk meskipun sering terkena air.
Kayu Bengkirai: Alternatif yang Lebih Ekonomis
Kayu bengkirai, atau yellow balau, juga berasal dari Kalimantan dan sering digunakan dalam konstruksi, furnitur, dan dekorasi. Nama ‘yellow balau‘ berasal dari warnanya yang kuning terang dengan sedikit kecoklatan.
Pohon bengkirai memiliki batang lurus dengan tinggi 40-45 meter dan diameter batang 70-90 cm, bahkan bisa mencapai 120 cm. Tingkat kekerasan kayu ini berkisar antara 880-990 kg/m3 pada kekeringan MC12%.
Keunggulan dan Kekurangan Kayu Bengkirai
Tekstur kayu bengkirai agak kasar dengan serat yang lumayan lurus. Tingkat keawetannya berada di kelas II-III, sedangkan tingkat kekuatannya kelas I.
Kayu bengkirai sangat diandalkan untuk bahan bangunan, perkapalan, bantalan rel kereta api, bak truk, mebel, dan dekorasi rumah. Warna kayu yang cerah menjadi daya tarik tersendiri.
Salah satu kekurangan kayu bengkirai adalah mudah retak karena tingkat keawetannya yang sedang. Meskipun demikian, kayu ini tetap tahan rayap dan dapat menahan suhu lembab serta perubahan cuaca.
Perbandingan Langsung: Ulin vs Bengkirai
Kayu ulin memiliki tingkat kekerasan dan keawetan kelas I, tahan rayap, dan tidak mudah rusak. Sementara itu, kayu bengkirai memiliki tingkat kekuatan kelas I tetapi tingkat keawetan kelas II-III.
Jika dilihat dari segi kualitas, kayu ulin jauh lebih unggul. Namun, kayu bengkirai memiliki keunggulan dari segi harga yang lebih ekonomis.
Harga dan Penggunaan
Harga kayu ulin per meter untuk decking sekitar Rp. 870 ribu, sedangkan untuk plafon/dinding sekitar Rp. 495 ribu per meter. Sementara itu, harga kayu bengkirai untuk decking sekitar Rp. 390 ribu dan plafon lambersering sekitar Rp. 360 ribu per meter.
Kayu ulin cocok untuk berbagai keperluan, termasuk pagar kayu minimalis, lantai parket, plafon lambersering, kerangka atap, dan decking kayu outdoor. Kayu bengkirai lebih terbatas penggunaannya karena risiko retak, biasanya digunakan untuk decking, dinding kayu, plafon, dan kusen.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa yang membuat kayu ulin lebih mahal daripada kayu bengkirai?
Kayu ulin lebih mahal karena tingkat kekerasan dan keawetannya yang jauh lebih tinggi dibandingkan kayu bengkirai. Selain itu, pertumbuhan pohon ulin yang lambat membuatnya lebih langka di pasaran.
Untuk penggunaan outdoor, apakah kayu bengkirai tetap bisa diandalkan?
Kayu bengkirai masih bisa diandalkan untuk penggunaan outdoor, namun perlu diperhatikan potensi keretakan. Sebaiknya dilakukan perawatan rutin dan pelapisan khusus untuk memperpanjang umur pakainya.
Apa saja keunggulan kayu ulin dibandingkan jenis kayu lainnya?
Kayu ulin memiliki keunggulan utama dalam hal kekerasan, ketahanan terhadap cuaca ekstrem, serangan hama, dan tidak mudah lapuk. Hal ini menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi yang membutuhkan material kuat dan tahan lama.