KLIKKAYU.COM – Dalam upaya mendorong kemajuan sektor industri maritim, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya dukungan pembiayaan bagi industri galangan kapal dalam negeri. Hal ini disampaikan beliau saat melakukan kunjungan kerja ke PT Afta Tehnik Mandiri, sebuah perusahaan galangan kapal di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurut Menperin, industri galangan kapal di Tanah Air memiliki daya saing tinggi karena mampu menghasilkan produk berkualitas. Keunggulan ini didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang kompetitif dan pemanfaatan teknologi modern. Sebagai contoh, pekerja PT Afta Tehnik Mandiri berhasil menyelesaikan pembangunan Kapal Ferry Ro-Ro Cargo 1.395 GT “KMP New Rose” dengan hasil yang membanggakan.
“Tentunya kami sangat bangga terhadap capaian itu, dan kami akan terus mendorong kompetensinya. Bahkan, mereka bisa membuat biaya produksinya jauh lebih murah dibandingkan kapal tipe sejenis dari impor,” ungkap Menperin.
Penyelesaian KMP New Rose memakan waktu sekitar 1,5 tahun dengan melibatkan 40 pekerja. Kapal tersebut didesain dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi dalam armada perusahaan sebelumnya.
Dalam mendukung kemajuan industri galangan kapal di Tanah Air, Menperin menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian bersama para pemangku kepentingan terkait senantiasa proaktif mengeluarkan program dan kebijakan strategis. Salah satu perhatian utama adalah adanya bantuan mengenai pendanaan proses produksi.
“Karakteristik industri galangan kapal selain padat karya dan padat teknologi, juga padat modal. Dalam membangun kapal, mereka membutuhkan biaya yang sangat besar, sementara proyeknya tidak bisa dijadikan jaminan oleh pihak bank. Sesuai amanat Undang-Undang Perindustrian, pemerintah perlu membangun lembaga pembiayaan itu sendiri,” jelasnya.
Kebijakan lain yang terus didorong adalah pemberian insentif fiskal, yang dinilai penting untuk memberikan keleluasaan bagi industri galangan kapal dalam meningkatkan kemampuan dan daya saing.
Kementerian Perindustrian mencatat bahwa industri perkapalan nasional sudah mencapai beberapa kemajuan, di antaranya peningkatan jumlah galangan kapal menjadi lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi yang mencapai sekitar 1 juta DWT per tahun untuk bangunan baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.
“Ke depan, kami berharap kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan,” tegas Menperin. Mengingat industri perkapalan atau galangan kapal merupakan sektor strategis yang memiliki peran vital bagi roda perekonomian nasional, serta dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Maka itu, pemerintah terus mendorong tumbuhnya industri galangan kapal di dalam negeri agar bisa memenuhi kebutuhan di pasar domestik, bahkan mampu mengisi pasar ekspor,” tambah Agus. Untuk itu, iklim investasi yang kondusif menjadi syarat mutlak yang menjadi perhatian pemerintah agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal.
Memperkuat Sektor Maritim
Selanjutnya, Menperin juga mengunjungi galangan kapal PT Industri Kapal Indonesia (Persero) di Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk mendengar langsung dari para pelaku industri galangan kapal nasional terkait kebutuhan atau tantangan dalam menjalankan usahanya.
“Apalagi, awal berdirinya PT IKI ini melalui Kemenperin. Jadi, merupakan suatu tanggung jawab bagi kami untuk terus memacu sektor ini agar bisa tumbuh dan berkembang,” tutur Menperin. Hal ini dalam rangka mengimplementasikan keinginan pemerintah menciptakan Indonesia menjadi negara yang memiliki kekuatan di sektor maritim.
Menurut Menperin, banyak hal yang perlu dipenuhi dan dibenahi agar sasaran tersebut bisa tercapai, termasuk untuk pengembangan industri galangan kapal di Tanah Air supaya bisa lebih mandiri. “Ini pasti menjadi fokus pemerintah,” ujarnya.
Guna mewujudkan kemandirian sektor industrinya, dalam jangka pendek dan menengah, Kemenperin terus memacu kemampuan produksi industri galangan kapal. Upaya ini diharapkan dapat mendukung peoptimalan penggunaan produk dalam negeri dan memperbaiki neraca perdagangan nasional dengan mensubstitusi produk impor.
“Kemudian, yang juga menjadi prioritas Kemenperin adalah menyiapkan ketersediaan SDM industri yang kompeten. Dalam hal ini, Kemenperin akan meningkatkan kerja sama yang terkait dengan pelatihan kompetensi bidang pengelasan atau welding,” paparnya.
Menperin menyampaikan bahwa pihaknya sangat terbuka dengan langkah kolaborasi, termasuk dengan pihak pelaku industri. “Kami juga akan memfasilitasi bagi para guru dan siswa yang ingin meningkatkan kompetensinya di bidang industri. Oleh karena itu, kami akan segera melakukan tindak lanjut,” imbuhnya.
Bahkan, Agus mengemukakan dalam rapat terbatas kabinet beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mencontohkan adanya teknologi konstruksi kapal untuk Pelat Datar yang memungkinkan membuat kapal nelayan yang dijamin aman, namun dengan harga yang lebih murah. Ini merupakan salah satu fokus pemerintah dalam menerapkan hasil riset yang tersambung dengan dunia industri.
“Dalam rapat tersebut, Presiden menyampaikan agar Kementerian Kelautan dan Perikanan lebih banyak memprioritaskan pembelian kapal-kapal nelayannya yang jenisnya dari hasil riset Pelat Datar tersebut, sekitar 50-60 tonase. Saya rasa PT IKI sudah paham terhadap keunggulan untuk membangun industri perkapalan nelayan yang berbasis Pelat Datar itu, termasuk juga terkait dengan biaya produksi dan perawatannya,” ungkapnya.
Di samping itu, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada tahun ini menganggarkan untuk membeli 11 kapal. Bahkan, dalam lima tahun, ASDP memerlukan sebanyak 54 kapal.
Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, industri galangan kapal nasional memiliki peran strategis yang tak terbantahkan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan pemanfaatan teknologi modern, industri ini telah menunjukkan daya saing tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas. Namun, untuk mencapai puncak kemandirian dan produktivitas yang optimal, dukungan pembiayaan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah menjadi faktor kunci yang harus diprioritaskan.
Melalui insentif fiskal dan pembangunan lembaga pembiayaan khusus, industri galangan kapal akan memiliki keleluasaan dalam meningkatkan kapasitas produksi, baik untuk bangunan baru maupun reparasi kapal. Hal ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga membuka peluang untuk meraih pangsa pasar ekspor yang lebih besar.
Selain itu, kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan dan peningkatan kompetensi sangat penting untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan sektor ini. Dengan demikian, Indonesia dapat mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap menghadapi tantangan dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini dalam industri perkapalan.
Langkah strategis lainnya adalah mendorong penerapan hasil-hasil riset seperti teknologi konstruksi kapal Pelat Datar yang menjanjikan efisiensi biaya dan keamanan bagi armada nelayan. Dengan memanfaatkan potensi ini, Indonesia dapat memperkuat sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu pilar utama ekonomi maritim.
Mari kita dukung upaya pemerintah dalam mengembangkan industri galangan kapal nasional sebagai bagian dari visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan dukungan dan keterlibatan semua pihak, kita dapat meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional dan mewujudkan kedaulatan maritim yang berkelanjutan.