
KLIKKAYU.COM – Harga kayu merbau menjadi perbincangan banyak pelaku industri kayu di Jakarta saat ini. Kata kunci harga kayu merbau langsung menyeruak di tengah persaingan proyek besar, khususnya pembangunan kapal, karena jenis kayu ini terkenal memiliki kekuatan dan daya tahan luar biasa.
Tren lonjakan permintaan, terutama di sektor galangan kapal dan properti mewah, membuat fluktuasi harga kian dinamis.
Belum lagi faktor pasokan yang tersendat akibat regulasi pemerintah terkait legalitas dan keberlanjutan hutan, menyebabkan harga kayu merbau bisa berubah drastis hanya dalam waktu singkat.
Banyak pemilik proyek dan konsumen individu kebingungan memilih waktu terbaik membeli kayu merbau, sembari menakar resiko perubahan harga dan ketersediaan stoknya di pasaran.
Di Jakarta, kebutuhan terhadap kayu merbau tidak pernah surut. Setiap perubahan harga langsung memberikan dampak luas, mulai dari supplier kayu, kontraktor, hingga perajin furniture.
Persoalan klasik, seperti keterbatasan distribusi dari Papua, Kalimantan dan Maluku, semakin menekan harga pokok penjualan di toko ataupun distributor.
Fakta lain, kualitas serat dan warna khas kayu merbau menjadikannya primadona—meski orang rela merogoh kocek lebih saat renovasi, membangun rumah, atau bahkan untuk kapal–kapal niaga yang lalu-lalang di pelabuhan Tanjung Priok.
Pertanyaannya, sampai kapan harga kayu merbau akan terus “bergerak liar” seperti saat ini?
Harga Kayu Merbau
Kayu merbau merupakan tipe kayu keras asal Papua, Maluku, Papua Nugini, bahkan pulau-pulau Kalimantan, yang sudah lama jadi tulang punggung proyek pembangunan dan pelayaran Indonesia.
Keunggulan utama kayu merbau terletak pada ketahanan terhadap rayap, air, serta perubahan cuaca ekstrim—yang menyebabkan permintaan tidak hanya tinggi di dalam negeri tapi juga ekspor ke luar negeri.
Melansir data dari beberapa sumber menunjukkan, kayu merbau bisa mencapai 1,2 – 1,3 ton berat jenis per meter kubik, menawarkan kekuatan dan umur pemakaian yang tidak dimiliki kebanyakan kayu lokal.
Sebagai alternatif material utama, merbau sering dipakai pada pembuatan geladak kapal, rangka atap, jembatan, serta instalasi outdoor seperti decking dan flooring di hunian kelas atas.
Namun, perlambatan produksi akibat pembatasan penebangan dan distribusi legal menyebabkan pasokan ke Jakarta menjadi terbatas.
Kondisi nasional saat ini menempatkan kayu merbau dalam situasi genting. Makin berkurangnya luas hutan alam, kebutuhan ekspor yang terus meningkat, serta peraturan tata kelola hutan mempertegas posisi merbau sebagai material eksklusif di pasaran.
Faktor Penyebab Utama Harga Kayu Merbau di Jakarta Naik
Selain kelangkaan bahan baku, naik turun harga kayu merbau di Jakarta dipengaruhi biaya distribusi antarpulau yang kian mahal dan ketatnya persaingan antar supplier resmi.
Fluktuasi nilai tukar dolar terhadap rupiah ikut memperbesar harga pokok pembelian, apalagi bila kebutuhan ekspor dari negara seperti Jepang dan Australia naik tajam.
Faktor legalitas juga tidak bisa diabaikan. Distribusi hanya bisa dilakukan oleh perusahaan dengan izin resmi, sehingga supply seringkali tak sejalan dengan permintaan tinggi.
Sebagian kalangan industri berupaya mengantisipasi fluktuasi ini dengan memperbanyak stok ketika harga stabil, sedangkan developer proyek cenderung memilih sistem PO (preorder) agar kebutuhan kayu terpenuhi pada saat butuh.
Tak heran, harga kayu merbau di Jakarta bisa berubah dalam rentang hitungan minggu, dan para pemilik proyek harus cermat memilih supplier agar tidak tertipu produk berkualitas rendah atau non-legal.
Dampak Fluktuasi Naiknya Harga Kayu Merbau: Siapa yang Terimbas?
Dampak utama kenaikan harga kayu merbau paling terasa pada perusahaan galangan kapal dan pengembang properti. Biaya produksi membengkak dan margin keuntungan makin tipis ketika harga naik di tengah pembangunan yang sudah berjalan.
Supplier kayu besar umumnya diuntungkan, namun pelaku usaha kecil atau individu yang membeli dalam jumlah terbatas justru kerap kesulitan mendapatkan stok berkualitas.
Para tukang dan arsitek juga harus putar otak mencari alternatif—meski hingga kini, karakter maupun daya tahan merbau masih sulit dicari penggantinya.
Selain sektor ekonomi dan bisnis, dampak sosial juga muncul ketika kebutuhan kayu kapal oleh nelayan lokal tak tercukupi akibat permainan harga dan keterbatasan stok legal.
Kelangkaan membuat proyek-proyek perbaikan kapal dan bangunan tradisional tertunda, sehingga memberi efek domino bagi perekonomian rakyat kecil di pesisir.
Solusi, Mitigasi, dan Arah Kebijakan di Masa Depan
Beberapa tindakan sudah dilakukan pemain industri dan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pasokan kayu merbau di Jakarta.
Pusat-pusat penjualan, seperti Klikkayu.com yang dikelola UD Jaya Bahari, memperkuat jaringan logistik, menerapkan transparansi harga, serta pemberian jaminan legalitas asal-usul kayu bagi pelanggan.
Pemerintah menegaskan pentingnya penggunaan kayu legal, bahkan memberi label khusus pada supplier terpercaya demi mencegah transaksi kayu hasil illegal logging.
Ruang partisipasi masyarakat dibuka lewat edukasi tentang pentingnya pembelian kayu bersertifikat, serta pelibatan dalam program pelestarian dan reboisasi hutan. Langkah-langkah inilah yang akan memberi masa depan cerah bagi ekosistem kayu keras Indonesia.
Harga kayu merbau Jakarta selalu menjadi “kaca pembesar” dinamika industri kayu nasional. Penting bagi kita terus menjaga keberlanjutan hutan, hanya membeli kayu dari supplier legal ternama seperti Klikkayu.com—brand online UD. Jaya Bahari yang sejak 1990-an melayani lebih dari 3000 kapal dan ribuan proyek.
Segera konsultasi kebutuhan kayu keras Anda di Jalan Mandala Bahari No.1 Jakarta Utara, telepon 021 2258 4171 atau WA 0822 1825 0330. Wujudkan proyek impian, mulai dari material terbaik, dan dukung pelestarian hutan Indonesia.***