BKPM Proyeksikan 12 Kawasan Investasi Industri Galangan Kapal

– Dalam upaya untuk mendorong perkembangan di , () telah mengidentifikasi 12 wilayah yang berpotensi menjadi pusat galangan . Proyeksi ini disampaikan oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal , Tamba Hutapea, dalam sebuah diskusi yang digelar di Kantor Pusat pada Senin (06/07).

Kedua belas wilayah yang disebut mencakup Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Papua, Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Wongsorejo Industrial Estate Banyuwangi, serta Kawasan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Jawa Timur. Menurut Tamba, wilayah-wilayah tersebut memiliki potensi untuk mendukung perkapalan, baik dalam lini (ship repair) maupun pembangunan baru (ship building).

Tamba menjelaskan, “Riau memiliki potensi untuk ship repair, sementara Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Papua, serta kawasan Industri Batam, JIIPE, dan Banyuwangi berpotensi baik untuk industri ship repair maupun ship building.”

Oleh karena itu, tengah giat melakukan kegiatan promosi untuk mendorong aliran modal ke sektor perkapalan. Dalam kurun waktu Oktober 2014 hingga Mei 2015, mencatat telah menerima minat senilai AS$9,3 miliar untuk sektor ini. Jika terealisasi, tersebut diperkirakan dapat menyerap 700 ribu tenaga kerja langsung. “Berdasarkan hitungan BKPM, setiap 1 juta AS$ dapat menyerap 75 tenaga kerja langsung,” terang Tamba.

Baca Juga :   Menjelajahi Keindahan dan Kekuatan Kayu Bengkirai: Panduan Lengkap untuk Kebutuhan Bangunan Anda

Kepala BKPM, Franky Sibarani, menegaskan bahwa fokus investasi sektor perkapalan yang akan digarap BKPM adalah investasi untuk jenis yang belum dapat diproduksi oleh industri dalam negeri, serta terintegrasi dengan industri komponen perkapalan. Ia berharap, perkembangan juga dapat memicu investasi pada industri komponen perkapalan.

Baca Juga :   Industri Galangan Kapal Batang Tergerus, Tersisa 17 Pelaku Usaha yang Bertahan

Franky mengungkapkan, saat ini sebanyak 70 persen bahan baku di masih diimpor dari luar negeri. “Antara lain terdiri dari mesin, propeller, boiler, seawater treatment, kabel bawah laut, peralatan navigasi serta komunikasi dan lain sebagainya,” ujarnya. Oleh sebab itu, Franky menegaskan pentingnya keberadaan industri komponen untuk mendukung dalam negeri.

Berdasarkan data BKPM, sepanjang 2010-2014, realisasi investasi tercatat sebesar AS$ 212,5 juta dengan total 107 yang terlaksana. Investasi tersebut berasal dari sepuluh besar negara investor di , yaitu Singapura, Inggris, Mauritius, Malaysia, Korea Selatan, Jerman, Australia, Selandia Baru, Swedia dan Jepang.

Baca Juga :   Merosotnya Industri Galangan Kapal di Batang: Dari Sentra Terbesar hingga Masa Kini yang Memprihatinkan

Sebelumnya, Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan bahwa lembaga yang dipimpinnya berfokus untuk mendorong investasi dalam negeri, terutama pada lima sektor, yakni infrastruktur, , pertanian, industri, dan pariwisata. Khusus untuk sektor industri, prioritasnya adalah industri padat karya, berorientasi ekspor, subtitusi impor, serta industri pengolahan produk pertanian dan produk mineral.

Baca Juga :   Industri Galangan Kapal: Menapaki Jalan Menuju Poros Maritim Dunia

Salah satu sektor yang tengah dalam proses adalah investasi sektor , termasuk di dalamnya industri perikanan. Franky mengapresiasi komitmen pemerintah untuk memajukan industri perikanan melalui pemberantasan illegal fishing di seluruh wilayah perairan . “Kebijakan semacam itu memberi untuk investasi. Dapat membuat industri perikanan di berkembang pesat,” kata Franky di , Rabu (24/6).

Dengan identifikasi 12 wilayah potensial sebagai pusat investasi , BKPM memberikan sinyal positif bagi pengembangan sektor . Upaya ini diharapkan dapat menarik minat investor asing dan domestik untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, sekaligus mendorong tumbuhnya industri komponen perkapalan yang masih bergantung pada impor.

Langkah strategis BKPM dalam memprioritaskan investasi pada sektor-sektor unggulan, seperti , infrastruktur, pertanian, industri, dan pariwisata, menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional. Dengan dukungan kebijakan yang kondusif dan insentif yang menarik, Indonesia berpeluang menjadi salah satu pusat terkemuka di kawasan.

Baca Juga :   Kelebihan dan Kekurangan Kayu Bangkirai

Bagi para investor, peluang ini terbuka lebar untuk mengeksplorasi potensi investasi di sektor perkapalan Indonesia. Dengan pasar domestik yang besar dan aksesibilitas ke pasar global, investasi di menjanjikan imbal hasil yang menguntungkan. Selain itu, kebijakan pemberantasan illegal fishing juga menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif bagi industri perikanan.

Baca Juga :   Industri Galangan Kapal Punya Peran Strategis, Namun Belum Sepenuhnya Mendapat Perhatian Pemerintah

Bagi pelaku usaha dalam negeri, momentum ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan kapasitas dan keahlian dalam industri komponen perkapalan. Dengan dukungan investasi dan transfer teknologi, industri komponen lokal dapat tumbuh dan berkontribusi secara signifikan dalam rantai pasokan nasional.

Jika Anda tertarik untuk menjadi bagian dari transformasi industri maritim Indonesia, jangan ragu untuk menghubungi BKPM atau mengikuti perkembangan terkini mengenai peluang investasi di sektor ini. Bergabunglah dengan upaya membangun kemakmuran maritim Indonesia dan menjadi bagian dari perjalanan menjadikan negara kepulauan ini sebagai maritim global yang disegani.